Lintasan Kereta Api tersebut dibangun pada tahun 1943-1944 hingga akhirnya diresmikan. Untuk membangunnya, Jepang mengerahkan puluhan ribu romusa (pekerja paksa) dan menelan korban 60.000 penduduk Indonesia. Dan Setiap harinya, lokomotif itu mampu mengangkut 300 ton batu bara.
Pasca kemerdekaan, pada tahun 1945-1946 jalur ini dikelola oleh Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), namun sempat berhenti beroperasi di tahun 1946-1947 lantaran kekacauan situasi peperangan. Kemudian, pada tahun 1948 beroperasi kembali. Hingga akhirnya di tahun 1951 ditutup karena pemasukan yang minim, sementara biaya operasionalnya tinggi.
(Gambar bekal jalur lalulintas Kereta Api pada masa kolonialisme Jepang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar