KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG NAGA
Kampung Naga
adalah sebuah kampung unik yang berbeda dengan kampung sekitar lainnya, dimana
masyarakatnya masih memegang kepercayaan dan budaya dari leluhurnya. Namun
perbedaan tersebut tidak melupakan dunia luar dan dapat bekerja sama dengan
masyarakat umum maupun dengan pemerintah. Mereka dapat menerima teknologi
seperti alat dapur dan lainnya dengan satu syarat tidak melanggar hukum adat
yang dipegang. Adat yang dipegang teguh masyarakat kampung Naga banyak mengajarkan
arti kehidupan kesederhanaan dalam bersikap, melestarikan lingkungan dan sifat
nasionalisme gotong royong masih melekat. Hal inilah yang membedakan masyarakat
Kampung Naga dengan masyarakat umum lain yang mulai terkikis di zaman
kontemporer ini.
Dalam gaya
berpenampilan, masyarakat Kampung Naga sedikit berbeda dengan masyarakat pada
umumnya. Menurut pak Selamet, gaya berpakaian masyarakat Kampung Naga pada
umumnya sama, namun sedikit yang membedakannya adalah dari pakaian yang
digunakan perempuan, jika perempuan pada umumnya menggunakan celana jans atau
rok, masyarakat perempuan Kampung Naga menggunakan samping untuk menggani
celana. Selain itu mereka juga mempunyai pakaian-pakain khusus seperti kampret
(baju hitam) yang digunakan sebagai pakaian upacara adat. Dan pakaian ini juga
sering digunakan oleh sesepuh (kuncen) sebagai penerima tamu di Kampung Naga.
Hubungan interaksi
masyarakat Kampung Naga dengan masyarakat luar sangat terbuka. Tidak sedikit
dari warga luar berbondong-bondong dating ke Kampung Naga untuk berwisata dan
mempelajari budaya-budaya mereka. Hal inilah yang menjadi landasan masyarakat
Kampung Naga tidak menolak perubahan zaman yang pastinya sesuai dengan
norma-norma kehiduipannya.
Suatu hal yang tak
terduga bahwa masyarakat Kampung Naga ada yang bisa berbicara Bahasa Inggris.
Dampak inilah yang membuat turis senang berinteraksi dan belajar dari kehidupan
budaya Kampung Naga. Selain itu juga masyarakat Kampung Naga banyak yang
berdomisili diluar daerah Kampung Naga. Menurut pak Riadi, mayoritas warga yang
diluar berdomisili di Bali, Bogor dan Jakarta. Dan yang berdomisili diluar
adalah golongan anak muda, maka tak heran jika kita jarang melihat anak muda di
Kampung Naga. Banyak hal yang dilakukang masyarakat Kampung Naga yang berada di
luar seperti halnya berdagang, bekerja di perusahaan dan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar