A.
Lokasi
Situs Batu Bedil
situs
Batu Bedil terletak di Kampung Cinangga, Desa Bayah Timur, Kecamatan Bayah,
Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Jarak dari terminal Bayah ke lokasi adalah 12
km.akses ke tempat lokasi, anda dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun
menggunakan kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan umum, biaya atau ongkos
yang harus dibayar sebesar Rp.5000 tetapi, itu belum sampai ke lokasi karena
dari jalan umum ke lokasi itu sekitar 500 m.
B.
Sejarah
Situs Batu Bedil
situs Batu Bedil
merupakan sebuah peninggalan dari Raden Kiansantang putra dari Raja Padjadjaran
yaitu Raja Prabu Siliwangi. Situs Batu Bedil digunakan sebagai tempat
peristirahatan Raden Kiansantang ketika beliau melakukan perjalanan dalam
pengembaraannya.
Luas wilayah
situs ini adalah 500 m, menurut pengamatan arkeologi situs ini didirikan ribuan
tahun kebelakang, tidak ada yang tahu pasti tahun berapa situs ini didirikan
karena adanya situs ini bersamaan dengan hidupnya Raden Kiansantang. Tetapi
situs ini mulai dipulgar pada tahun 1986 oleh para pengurus kepurbakalaan
bersama pemilik kebun yaitu yang bernama Sahyong dengan bertujuan untuk tetap
dijaga dan menjadi data cagar budaya. Pada tahun 1992, situs ini mulai
diresmikan sebagai benda peninggalan dan menjadi cagar budaya dengan dibuatnya
papan cagar budaya dan papan peringatan larangan untuk dirusak.
Situs ini
dinamakan Batu Bedil, dikarenakan menyerupai bentukdari pistol, berdasarkan
daerah atau penduduk sekitar bahasa sehari-harinya bahasa sunda maka dinamakan
bedil dan tumpukan-tumpukan batunya menyerupai pistol, salah satu batunya yang
paling menarik adalah menjulang atau berdiri tegak dan ada yang mirip seperti
pelatuk pistol untuk menembakan pelurunya. Situs ini berada dalam hutan dan
tidak jauh dari situs ini sebelah timur sumber mata air, maka tak heran jika
situs ini kurang pengunjung dan ironinya banyak masyarakat sekitar tidak tau
tempat situs ini hanya tahu berupa namanya saja.
Yang paling
menarik dari situs ini adalah posisi tumpukan-tumpukan batunya berada dalam
kemiringan bukit sehingga mencorong ke arah selatan dan seperti sebuah bedil
(pistol). Diketahui asal mula posisi batu ini tidak miring seperti sekarang,
melainkan datar dan tegak. Menutut pengamatan, sebagian dari batu-batu ini ada
yang berasal dari potongan-potongan kayu, dan dengan berjalannya waktu yang
sangat lama potongan kayu tersebut mengeras seperti batu, karena
tumpukan-tumpukan batu dari situs ini seperti balokan kayu
.
C.
Deskripsi
Situs Batu Bedil
Situs Batu Bedil
ini berdiri di atas tanah seluas 500 m dengan tumpukan-tumpukan batu yang
bersegi empat panjang, batu ini
merupakan batu tegak yang berdiri dari beberapa kumpulan batu tegak lainnya
yang disusun rapat dengan ukuran bervariasi. Batu tegak yang paling besar
memiliki ukuran 2,5 m dari permukaan tanah dengan diameter 3 m sampai 1 m dari
permukaan tanah. Kemungkinan posisi batu yang miring ini disebabkan karna
adanya kejadian alam dan di pulgar, sehingga merubah posisi batu yang semula
tegak menjadi miring.
D.
Fungsi
Situs Batu Bedil
Fungsi dari
Situs Batu Bedil ini pada masa Raden Kiansantang yaitu sebagai tempat
peristirahatan Raden Kiansantang bersama prajurit-prajuritnya. Pada saat itu
Raden Kiansantang mengembara kedaerah-daerah sini dan berdiam diri untuk
menghilangkan rasa lelahnya di Situs Batu Bedil. Namun pada saat ini Situs Batu
Bedil berubah fungsi menjadi cagar budaya, tempat pariwisata dan sebagai tempat
pembelajaran.
E.
Kondisi
Situs Batu Bedil
Situs Batu Bedil
berada di dalam hutan, 500 m jarak dari jalan umum menuju ke lokasi. Tumoukan
batu-batunya berada dalam kemiringan bukit yang menjadikan sebuah ciri khas
dari situs ini. Tetapi sangat disayangkan situs ini kurang adanya perhatian
dari pihak pemerintah, bagaimana tidak, batu ini tidak dikelilingi atau tidak
diberi perlindungan seperti diberi pagar. Bahkan ironinya tidak banyak dari
pengunjung yang berani naik ketumpukan batu hanya untuk berfoto dan tidak
memikirkan atau menyadari akan kerusakan yang disebabkan oleh perlakuannya. Dan
tidak ada perlindungan atap, sehingga jika ada kayu yang patah dari pepohonan
langsung mengenai tumpukan-tumpukan batu. Mungkin semua hal ini kurang adanya
kesadaran dari masyarakat sekitar, pengunjung dan kepemerintahan. Tetapi
menurut kuncen Situs Batu Bedil yaitu Saefur Rahman, mengatakan pemerintah tepatnya balai pelestarian
kepurbakalaan menjanjikan situs ini akan dipagar tetapi sampai saat ini belum
ada bukti dari janji tersebut.
1. Nara
sumber : Saefur Rahman
Usia : 47 tahun
Waktu : 16.58 WIB / 06-11-2015
Tempat : kp.Cinangga
Profesi : PNS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar