Minggu, 27 Oktober 2019

Tapak Tilas Tan Malaka di Bayah

Bayah merupakan sepenggal sejarah tentang batu bara. Sebanyak 60 ribu warga menjadi korban eksploitasi kekayaan bumi tersebut. Salah satunya adalah penderitaan bagi romusa yang bekerja dan meregang nyawa. Tak heran memang jika pendatang selalu menjadi penguasa dan pribumi menjadi budak.

Bentuk konkret adanya sebuah penderitaan di Bayah adalah Tugu Tan Malaka atau masyarakat sering menyebutnya dengan Tugu Romusa.

Pada tahun 1946, Tugu setinggi 3 meter yang berbentuk Limas segi 4 itu dibahgun untuk mengenang perjuangan dari berbagai elemen masyarakat dalam melawan penjajahan Jepang.

Tugu dengan dinamakan Tan Malaka, tak lain guna mengenang keberadaan tokoh kiri yang memimpin perjuangan para romusa untuk melawan penderitaan kezaliman Jepang dengan menggunakan nama samaran Iljas Husein atau Ibrahim.

Sementara itu, masyarakat menyebutnya dengan Tugu romusa sebagai simbol adanya perjuangan yang dibalut penderitaan yang dipaksa membangun jalur kereta api Saketi-Bayah sejauh 89 kilometer pada zaman pendudukan Jepang.

Namun, tak banyak masyarakat tahu mengenai sejarah peristiwa tersebut. Selain kurangnya data yang kredibel, juga banyak pelaku sejarah yang sudah meninggal dunia. Sehingga tak heran, jika Tugu itu terlihat seperti kurang perawatan.

(Gambar Tugu Bayah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar